Rabu, 19 Desember 2012

Askep Gumoh (regurgitasi)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ludah atau disebut juga regurgitasi adalah hal yang biasa terjadi pada bayi. Merekakadang kala suka meludah, bahkan ada yang biasa meludah setiap selesai makan. Hal initerjadi baik pada bayi yang mengkonsumsi ASI maupun pada bayi yang mengkonsumsi susuformula.Bayi biasanya meludahkan susu yang telah tercampur dengan air ludah dan mukus pada saat mereka bersendawa, hal ini terjadi karena mereka mengkonsumsi terlalu banyak sampai perut mereka sudah tidak dapat menampungnya. Bila susu yang dikonsumsi bayihanya sampai melewati esofagus, maka susu yang diludahkan akan berwarna persis samaseperti pada saat bayi mengkonsumsinya. Tetapi bila susu tersebut telah sampai diperut, makasusu yang diludahkan akan tampak dan berbau asam. Untuk mengetahui secara rinci tentangregurgitasi akan kami bahas dalam bab selanjutnya.B.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Laporan Pendahuluan pada regurgitasi?
2.      Bagaimana Asuhan Keperawatan pada regurgitasi?
1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui Laporan Pendahuluan pada regurgitasi
2.      Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada regurgitasi

1.4  Manfaat
1.      Penulis menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pendokumentasian asuhan keperawatan pada anak 
2.       Pembaca memberi pengetahuan mengenai masalah pada anak dengan regurgitasi


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Regurgitasi atau biasa dikenal dengan istilah gumoh adalah proses dikeluarkannya isi lambung melalui mulut akibat belum sempurnanya katub antara lambung dan esofagus(kerongkongan). Depkes R.I tahun 1999
Regurgitasi adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes 2007).
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum susu botol/ menyusui dan dalam jumlah sedikit. (Depkes 2007).
2.2 Etiologi
a.Posisi saat menyusui yang tidak tepat. Posisi menyusui, ibu sering menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementarara bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan tetapi ke saluran pernafasan yang menyebabkan bayi gumoh.
 b.Pemberian minum pada bayi yang terlalu terburu – buru.
c.Bayi sudah kenyang tetapi diberi minum karena orang tuanya khawatir kalau anaknya kekurangan makan. Susu atau ASI yang diminum bayi melebihi kapasitas lambung, padahal di usia itu kapasitas lambung bayi masih sangat kecil.
d.Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan didalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk gumoh.
e.Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna. Dari mulut, susu akan masuk kesaluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung.Di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.Akibatnya, kalau bayi dalam posisi yang salah susu akan keluar dari mulut.Bayi yang gumoh (regurgitasi) sesudah minum biasanya hanya untuk membersihkan sisa susu dari mulutnya.



2.3 Patofisiologi
Posisi menyusui tidak tepat                                          bayi sudah kenyang

Cairan tidak masuk                                          diberi minum ASI/susu formula
 ke sal. Pencernaan
                                                                        kapasitas lambung melebihi batas

Regurgitasi / gumoh
2.4    Manifestasi Klinis
Asam yang berasal dari lambung menyebabkan regurgitasi dari bahan-bahan yang terasa asam atau pahit. Penyempitan atau penyumbatan kerongkongan menyebabkan regurgitasi cairan berlendir yang tidak berasa atau makanan yang belum dicerna. biasanya 15-30 menit setelah makan. Mereka kemudian mengunyah bahan-bahan tersebut dan menelannyalagi. Penderita tidak merasakan mual, nyeri atau kesulitan menelan.

2.5    Komplikasi Regurgitasi
Bayi yang gumoh tetap sehat. Hanya sedikit bayi – 1 diantara 1.000 sampai 1 diantara300 – yang mengalami komplikasi.Meskipun hal ini bukan merupakan hal yang serius, gumoh dapat merupakan hal yang menguatirkan bagi bayi dan orang tuanya. Sebuah studi telah membuktikan bahwa bayi yang suka gumoh biasanya mempunyai permasalahan dalam pemberian makan – termasuk diantaranya menolak untuk makan lebih lama dari satu jam – setelah bayi berumur satu tahun.Para ahli menyimpulkan bahwa bayi yang menderita regurgitasi dapat mengasosiasikan makan sebagai hal yang tidak menyenangkan sehingga bayi cenderung untuk menghindari makan.
2.6 Dampak Gumoh
1.Infeksi pada saluran pernafasan
2.Cairan gumoh yang kembali keparu-paru dapat menyebabkan radang
3.Nafas terhenti sesaat
4.Bayi tersedak dan batuk
5.Cairan gumoh dapat menimbulkan iritasi
6.Pucat pada wajah bayi karena tidak bisa bernafas
2.7 Pencegahan Gumoh
1.Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah bibir bayi menutup puting susu serta daerah yang berwarna hitam disekitar putting susu (areola), dengan begitu kemungkinan udara yang masuk dan tertelan pada saat menyusu bisa diperkecil.
2.Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak.
3.Hindari mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu.
4.Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusui
5.Hindari memberikan ASI / susu ketika bayi sangat lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat menyusu sehingga menimbulkan udara masuk.
6.Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harusmasuknya seluruhnya ke dalam mulut bayi.
7.Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsungditidurkan, tetapi perlu disendawakan terlebih dahulu.
Sendawa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.Bayi digendong dalam posisi berdiri dengan kepala bersandar dipundak ibu.Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa.
2.Menelungkupkan bayi dipangkuan ibu, lalu usap / tepuk punggung bayi sampai terdengar suara bersendawa.
2.7 Pengobatan untuk mengurangi regurgitasi
Jika kapasitas regurgitasi tidak terlalu sering (normal) tidak perlu diobati asalkan berat badan bayi tidak turun. Jika terjadi terlalu sering susu bisa diganti dengan susu anti regurgitasi, jika bayi alergi dengan susu sapi, susu dapat diganti dengan susu formula berbahan dasar SOYA.
2.8 Penatalaksanaan Gumoh
•Kaji penyebab gumoh
•Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yangumurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu.
•Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan
•Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap
•Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat putingsusu ibu
•Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI
•Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluaslambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung ynag luas
•Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajiana.
Identitas Umumnya sering terjadi pada bayi dengan usia dibawah 6 bulan
•Cara dan bahan makanan yang keuar. Hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasiapakah anak mengalami gumoh atau muntah.
• Pola minum yang perlu diperhatikan adalah apakah susu diberikan denganmenggunakan botol, sendok, atau menetek pada ibunya, sudah benarkah caraminumnya, serta berapa jumlah dan cara pemberiannya.
• Suasana saat minum, anak yang tergesa-gesa minumnya mudah mengalamigumoh.
2. Diagnosa Keperawatan
1.Resiko tinggi defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan berlebih.
2.Resiko terjadinya hipertermi berhubungan dengan defisit volume cairan (dehidrasi).
3.Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentangregurgitasi.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No
DIAGNOSA
INTERVENSI
RASIONAL
1

















2.










3.




1.Resiko tinggi defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan berlebih
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan volume cairan
Kriteria hasil : Tanda - tandadehidrasi tidak ada, mukosa mulutdan bibir lembab, cairanseimbang.







Resiko terjadinya hipertermi berhubungan dengan defisit volume cairan (dehidrasi).
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan volume cairan agar tidak terjadi hipertermi
Kriteria Hasil : Tidak adakenaikan suhu yang menandakanterjadinya hipertermi

Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang regurgitasi.
Tujuan : kecemasan keluarga berkurang.
Kriteria hasil : keluarga mengetahui tentang penyebab regurgitasi sehingga kecemasan berkurang

- Ukur tanda-tandavital.

- Hitung intake danoutput dan konsentrasiurine.


- Anjurkan padakeluarga untuk memberi minumsedikit demi sedikit tapi sering.
- Kolaborasi
Dengan tim medis dalam pemberian cairan infuse bila diperlukan.


- Ukur tanda-tandavital.


-Pantaukeseimbangan intake dan output cairan.




-Kaji sejauh mana pengetahuan keluarga tentang regurgitasi.
-Berikan pengetahuan pada keluarga tentang regurgitasi dan cara cepat penanganannya.
-Anjurkan pada keluarga untuk melakukan tindakansecepatnya apabila regurgitasi masih terjadi lagi. Misalnyadengan perbaikan teknik menyusui, cara minum menggunakan botol, sendawakan bayi sesaat setelah minum.

- Kolaborasi dengan tim medis untuk memberikan edukasilain berkaitan dengan regurgitasi

- Merupakan indicator secara dini trasi urine akan meningkatkan tentang hypovolemia.
- Menurunnya output dan konsentrasi urine akan meningkatakan kepekaan/endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan mebutuhkan peningkatan cairan
- untuk meminimalakan hilangnya cairan



-untuk meminimalakan hilangnya cairan





-Merupakan indicator secara dini terhadaphipertermi


-Ketidakseimbanganantara input dan output akibat regurgitasi merupakan
indicator awal terjadinya hipertermi akibat dehidrasi.




- Merupakan indikator  pertama untuk melakukan intervensi.


-Mengurangi rasacemas pada keluarga akibat kurangnya pengetahuan.



-Kecemasan pada keluarga berkurang dan masalah pada anak tertangani













Memaksimalkan penanganan secepatnya pada regurgitasi




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
•Regurgitasi atau biasa dikenal dengan istilah gumoh adalah proses dikeluarkannyaisi lambung melalui mulut akibat belum sempurnanya katub antara lambung danesofagus (kerongkongan).
•Regurgitasi sering disebabkan oleh asam yang naik dari lambung (refluk asam).
•Regurgitasi dikoordinasi oleh pusat muntah di formasio reticularis medullaoblongata.
•Asam yang berasal dari lambung menyebabkan regurgitasi dari bahan-bahan yangterasa asam atau pahit.
4.2 Saran
•Regugitasi atau biasa disebut dengan gumoh yang biasa terjadi pada anak usia kurang dari 1 tahun sering dianggap hal yang biasa oleh orang tua, namun jika hal ini tidak mendapat tindak lanjut maka nantinya juga dapat berpengaruh buruk pada bayi.
•Apabila regugitasi terus berlanjut pada bayi sebaiknya para orang tua segera membawa bayi ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar